USTADZ Abdullah Muhammad Al-Gharib berkata, “Kerja sama Syiah dengan musuh zionis di selatan Lebanon adalah fakta yang nyata dan bukanlah legenda yang dikarang oleh musuh-musuh Syiah. Semua surat kabar dan kantor berita nasional maupun internasional telah berbicara tentang sama ini dan telah dirasakan oleh kaum muslimin dan kaum Nasrani di selatan, sebagaimana tangan yang merasakan sesuatu. Dan kedua belah pihak, Syiah dan Yahudi juga telah mengakuinya.”
Kantor berita Reuters mengatakan dalam penjelasannya di An-Nabathiyah pada tanggal 1/7/1982, “Kekuatan militer zionis yang telah menduduki Palestina, mengizinkan organisasi Amal untuk melindungi milisi-milisi tertentu yang ikut dengannya dan membawa semua persenjataan miliknya. Salah seorang pemimpin milisi organisasi Amal yang bernama Hasan Musthafa menjelaskan, bahwa senjata-senjata ini akan dipergunakan untuk membela diri kami dari orang-orang Palestina. Setelah Israel mengumumkan keinginannya untuk menarik mundur pasukannya dari Lebanon, organisasi Amal meningkatkan pengejarannya terhadap kekuatan bersenjata Palestina di Beirut barat dan selatan serta di selatan Lebanon. Tuntutan Israel terhadap Organisasi Pembebasan Palestina sama dengan tuntutan Gerakan Amal. Apakah masalah-masalah seperti ini akan terselesaikan secara otomatis di antara kedua belah pihak?”
Surat kabar Yerusalem Post dalam salah satu terbitannya tanggal 23/5/1985, memberikan jawaban atas pertanyaan itu, “Tidak semestinya mengabaikan bersatunya kepentingan amal dan Israel, yang dibangun atas dasar keinginan bersama untuk menjaga wilayah selatan Lebanon dan menjadikannya wilayah yang aman, bebas dari berbagai macam serangan terhadap Israel. Sampai sekarang Israel masih ragu-ragu untuk menyerahkan tugas menjaga keamanan dan undang-undang di perbatasan antara Palestina dan Lebanon kepada Gerakan Amal. Waktunya sudah tiba bagi Israel untuk mempercayakan tugas ini kepada Gerakan Amal.” Kepala Intelejen Militer Yahudi Eihud Barak juga memberikan jawaban atas pertanyaan itu, dia berkata, “Saya sangat percaya bahwa Gerakan Amal akan menjadi satu-satunya front yang menguasai wilayah selatan Lebanon, dan ia akan melarang para tokoh organisasi dan Front Nasional Lebanon untuk menetap di wilayah selatan dan bekerja menentang keinginan-keinginan Israel.”
Menteri Luar Negeri Swedia, Beir Obeirt juga memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yang dinyatakannya di Jenewa pada tanggal 24/6/1985. Dia membawakan surat dari Pemimpin Gerakan Amal, Nabih Bari kepada pimpinan Israel… tetapi dia menolak memberikan penjelasan tentang rincian surat tersebut.
Dalam pernyataan yang ditulis oleh majalah mingguan Al-Arabi tertanggal 24/10/1983, tentang pertemuan yang diadakan oleh majalah tersebut dengan Haidar Dayekh, salah seorang pimpinan Amal di wilayah selatan, dikatakan di sana, “Kami sampai di kamp Haidar Dayekh… anggota-anggotanya mengenakan pakaian militer dan membawa senjata, sebagian dari mereka belum berusia dua puluh tahun dan sebagian yang lain memanjangkan jenggotnya. Pada saat itu kami tahu bahwa mereka adalah anggota pasukan Syiah, dan Israel-lah yang telah melatih mereka. Ketika dari jarak beberapa meter dari kamp, kami menyaksikan sebuah villa yang dijadikan markas orang-orang Israel. Salah satu dari orang-orang Israel itu dari waktu ke waktu mengangkat kekernya ke matanya dan menatap muka-muka kami…
Kami mendekati Haidar Dayekh di tengah-tengah kamp. Bendera Lebanon dikibarkan dan sebagian mobil diberi tulisan “Tentara Karbala.” Kami bertanya pada Haidar tentang sebab pemberian nama tersebut, dia berkata, “Peperangan Karbala’ mempunyai makna yang banyak dalam pandangan saya, itu adalah tragedi Imam Al-Husain yang telah memerangi kezhaliman, dan kami memerangi kezhaliman. Menurut saya, Lebanon seluruhnya sekarang ini mengalami nasib yang sama dengan Karbala’, karena sikap Lebanon seperti sikap Al-Husain di Karbala’. Musuh-musuh Imam sangat banyak dan para sahabatnya meninggalkannya, begitu juga dengan Lebanon, karena itulah kami mengikuti Imam Al-Husain dan berjalan di atas jalannya.
Kami bertanya tentang salah seorang prajurit Dayekh, kenapa dia membawa senjata? Dia menjawab, “Sebab hanya membawa senjata dapat melawan berbagai macam bahaya yang mengancam kelompok Syiah, dan kemungkinan adanya disintegrasi yang dihadapinya di masa yang akan datang.”
Kami menanyakan kepada Haidar Dayekh, “Apakah benar penamaan kalian sebagai pasukan Syiah disebabkan oleh karena anggota-anggota kalian dari kelompok Syiah?” Dia berkata, “Kami berada di wilayah Syiah dan semua anggota saya (anak-anak selatan Lebanon) adalah dari kelompok Syiah, tetapi ini tidak berarti bahwa kami adalah sektarian, bahkan tidak ada sama sekali dimensi atau pemikiran sektarian. Wahai saudaraku, apabila kami adalah orang¬orang Syiah, apa yang harus kami lakukan? Apakah kami harus mengubah identitas kami? Apakah kami harus mengubah kelompok kami untuk memuaskan hati semua orang? Kami tidak mungkin meninggalkan identitas ini dan Anda tidak mungkin mengingkari bahwa kami adalah orang-¬orang Islam.”
Kemudian Dayekh meneruskan pembicaraannya, “Semua orang mengetahui dan pemerintah pun juga, bahwa kami membawa senjata sejak permualaan terjadinya berbagai peristiwa. Kami terlibat dalam peperangan melawan terorisme Palestina dan menghentikan aksi kekerasan yang terjadi di wilayah selatan.”
Kemudian dia memuji Israel dengan mengatakan, “Kami sudah membawa senjata sebelum Israel masuk ke wilayah selatan, walaupun demikian mereka membuka kedua tangannya pada kami dan senang bisa membantu kami, mereka membasmi terorisme Palestina dari wilayah selatan dan lainnya. Kami tidak akan dapat membalas kebaikan mereka dan kami tidak akan meminta apa pun dari mereka agar kami tidak mengacaukan mereka.”
Pembaca…
Saya berharap, setelah memaparkan semua bukti-bukti pengkhianatan kaum Syiah dan kerja sama mereka dengan musuh zionis, setiap muslim hendaknya menjadi sadar dan dapat melihat setiap permasalahan yang ada yang berkaitan dengan langkah dan gerak mereka di berbagai negara muslim, secara lebih hati-hati. Masalahnya bukan hanya sekadar pembelaan negara yang semangatnya berkobar dan padam sesuai dengan fluktuasi politik yang ada.
Dalam kaitannya dengan pengkhiantan-pengkhiantan mereka, sebenarnya masih terdapat beberapa hal yang masih misteri, namun mudah-mudahan itu semuanya suatu saat akan terbongkar, mungkin oleh kita dan mungkin oleh generasigenerasi sesudah kita.
Sumber: Pengkhianatan-pengkhianatan Syiah dan Pengaruhnya Terhadap Kekalahan Umat Islam, oleh Dr Imad Abdus Sami’ Husain, terbitan al-Kautsar.
(Pz/Islampos)
No comments:
Post a Comment