‘Mengapa Saya Meninggalkan Syiah’ (1)
By Saefullah
SAYYID Husain Al-Musawi bukanlah nama yang asing di kalangan Syiah. Ia adalah seorang ulama besar Syiah yang lahir di Karbala dan belajar di Hauzah sampai ia mendapat gelar “Mujtahid”. Dia juga memiliki posisi khusus di mata Imam Ayatullah Khomeini.
Setelah melalui perjalanan spiritual yang panjang, ia akhirnya meninggalkan Syiah, karena ia menemukan begitu banyak penyimpangan dan kesalahan di dalamnya. Artikel ini dikutip dari bukunya, ‘Mengapa Saya Meninggalkan Syiah’, yang dijadikan tanggung jawabnya terhadap Allah dan sebelum ia akhirnya dibunuh.
“Saya lahir di Karbala, tumbuh di lingkungan orang-orang Syiah dan dirawat oleh ayah saya, seorang Syiah yang religius. Saya belajar di sejumlah sekolah di kota sampai saya mencapai remaja. Dan kemudian ayah mengirim saya ke Hauzah, semacam pesantren, di kota Najaf. Itu adalah kota pengetahuan, tempat para ulama terkenal mempelajari ilmu agama, seperti Imam Sayyid Muhammad Husain Ali Kasyif Al-Ghita. Dia adalah sosok penting dalam ‘Kota Pengetahuan’. Sejak itu, saya mulai berpikir serius tentang masalah pengetahuan. Saya mempelajari madzhab dari Ahlul-Bait, tetapi di sisi lain saya menemukan celaan dan serangan terhadap Ahlul Bait-.
Saya belajar tentang isu-isu syariah untuk menyembah Allah, tetapi di dalamnya ada nash (teks) yang menunjukkan kekufuran terhadap Allah SWT. “Ya Allah, apa yang saya pelajari ini? Apakah mungkin bahwa semua ini adalah madzhab sejati Ahlul-Bait?”
Memang, hal ini menyebabkan pemisahan kepribadian seseorang. Karena, bagaimana dia menyembah Allah sementara di sisi lain ia kufur terhadap Allah? Bagaimana dia mengikuti sunnah Rasulullah sementara di sisi lain ia menghujat Rasul? Bagaimana dia bisa dikatakan mengikuti Ahlul Bait, mencintai dan mempelajari madzhab mereka, sementara ia menghina dan mengolok-oloknya?
Saya kembali bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana sikap para tokoh-tokoh, para imam dan orang-orang yang dianggap sebagai ulama tentang hal ini? Apakah mereka melihat apa yang saya lihat? Apakah mereka belajar apa yang saya pelajari?”
Saya membutuhkan seseorang untuk mengadukan semua kebingungan saya dan mencurahkan semua kesedihan saya. Saya akhirnya mendapat bimbingan dan ide yang baik, yaitu melakukan studi komprehensif dan menilai kembali seluruh bahan pelajaran yang saya terima. Saya membaca semua yang saya dapatkan dari referensi, baik itu mu’tabar atau sebaliknya.
Saya membaca setiap buku yang masuk ke tangan saya. Saya tinjau lagi beberapa paragraf dan nash-nash yang ada, dan saya berkomentar berdasarkan ide-ide yang ada di otak saya.
Ketika saya selesai membaca referensi yang mu’tabar, saya mengambil beberapa lembar kertas, dan kemudian menyimpannya, mudah-mudahan suatu hari Allah akan menentukan keputusan bagi saya.
Saya mohon kepada Allah untuk membantu dalam menjelaskan kebenaran ini. Akan ada banyak upaya tuduhan, fitnah dan pembunuhan yang akan terjadi jika seseorang memperlihatkan penyimpangan dari Syiah, tapi saya sudah dianggap tinggi oleh semua orang Syiah, dan mereka tidak akan mencegah saya melakukan hal itu.
Orang-orang Syiah telah membunuh ayah dari pemimpin kami, yaitu Ayatullah Uzhma Imam Sayyid Abul Hasan Al-Ashfani, seorang imam terbesar Syiah. Tidak ada keraguan bahwa ia adalah seorang tokoh besar Syiah, namun ketika ia hendak meluruskan manhaj Syiah dan membersihkan takhayul yang ada di dalamnya, mereka membantai dia seperti bagaimana mereka menyembelih seekor kambing. Sama seperti mereka juga telah membunuh Sayyid Ahmad Al-Kasrawi ketika ia menyatakan dirinya bebas dari penyimpangan Syiah dan ingin meluruskan manhaj Syiah, mereka memotong tubuh Sayyid Ahmad menjadi beberapa bagian.
Masih banyak orang yang mengalami nasib yang sama karena keberanian mereka dalam menentang aqidah bathil ini. Tapi itu tidak membuat saya takut. Cukuplah bagi saya untuk menyampaikan kebenaran, menyarankan saudara-saudara saya, memberikan peringatan kepada mereka dan berpaling dari kesesatan.
Jika saya ingin kesenangan dunia, mut’ah (kawin kontrak) dan Khumus (seperlima dari harta yang diberikan oleh para pengikut Syiah) sudah cukup. Beberapa dari mereka naik mobil paling mahal dan model paling baru. Tapi alhamdulillah, saya berpaling dari itu semua karena saya menyadari kebenaran. [islampos/poj]
No comments:
Post a Comment